Manginang, cara memperkuat dan memperputih gigi


Acara ”Pekan Karasminan Banua Seribu Sungai 2015” akhirnya sudah dibuka, pada tanggal 3 Agustus 2015, yang di mana diacara pembukaan tersebut ada lomba manginang yang di ikuti kurang lebih 40 orang peserta. Manginang adalah budaya tradisional yang biasanya di gunakan oleh orang Bahari (dahulu) untuk memperputih gigi dan sekaligus memperkuat gigi, bahannya ada Sirih, Kapur, Gambir, Pinang dan Tembaku.
Cara menggunakannya cukup mudah hanya dengan di gosok di gigi dan di kunyah tapi sebelum di gosok ke gigi bahanya harus di satukan dulu, ambil daun sirih 2 atau 3 daun, oles dengan kapur putih di bagian atas daun setelah selesai di oleskan ambil gambir potong kecil dan andak (taruh) di atas daun sirih, lipat 2 daun sirih secara memanjang dan lipat lagi seperti mangkukng kecil yang dapat kita taruh atasnya dengan Tembaku . jika sudah maka bahan yang di satukan tersebut di namakan Sesuap, ujar Acil sambil mengosok gigi lawan Pinang.
Selain memutih akan gigi lawan menguat akan gigi fungsi lainnya juga bisa menyembukan urang kepidaraan, ujar acil tadi olah 4 Sesuap lalu andak di daun pisang yang sudah di olah wadah, kada ingat namanya wadanya tu nah, lalu andaki Rokok disitu jua, jika sudah masing-masing sesuap tersebut di andak di Buncu (pojok) Rumah dan baniat kepada Allah sembuhkan kepidaraan yang ada dirumah ini. Ujar Acil tadi.

bahan-bahan


Nahh itu tadi Informasi yang ulun dapat di Taman Budaya tadi, cukup menambah pengetahuan budaya urang bahari yang sampai ini jarang di gunakan oleh orang.


Acil 


ini baru hari pertama belum lagi hari selanjutnya sampai tanggal 10 Agustus 2015 baru acaranya selesai. Amun buhan pian handak melihat acara yang lainnya datangi ja tmana Budaya mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan 10 Agustus mulai Sore sampai Malam. Dan acara ini di adakan oleh Disprbuda (Dinas Parawisata dan Budaya).





4 komentar:

  1. Balasan
    1. Sebenarnya mau coba gan, tapi ngga ada bahan wkwkw *jawab aman

      Hapus
  2. Wah nostalgia banget ini, dulu tetangga yang tuha-tuha banyak bet yg "menginang", tapi sekarang sudah pindah luar kota ga pernah lagi liat yg kaya ginian :/

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya emang jarang sih ngeliat ini di kota-kota, tapi ulun hndk mencobai menginang tuh kyp kh rasanya

      Hapus

 

Pengikut